Minggu, 18 Oktober 2009

COELACANTH LATIMERIA MENADOENSIS BLUES

Karya : Fredy Sreudeman Wowor

Qita saksikan Coelacanth
Tarjarat jaring liat komodifikasi
Dalang jepretan kamera digital
Di lembar depan koran pagi
Yang ta baca deri sei pa Nanda
Coelacanth,
Ikang purba lebe tua deri dinosaurus—
Reptil telengas yang tla menghantui qita-qita
Deri layar lebar Twenty One
Hingga layar kaca di huk kamar kos
Saharga lima pulu ribu pera
Coelacanth,
Ikang deri 70 sampe 300 juta taong yang lalu
Skarang manggalepar di ujung moncong
Para birokrat yang so bagabu-gabu
Mobeking Coelacanth jadi maskot
Sumungkul para tamu World Ocean Conference
Coelacanth,
Raja Lao orang-orang pante ja bilang
Tapanggang bara api ambisi politik
Jadi ikang WOKU di atas meja
Waktu rapat di gedung DPRD
Coelacanth tak pernah mati, kata Pitres
Coelacanth tak pernah mati bagimana, ta mo tanya
Kalu sampe ini hari,
Ada batruk-truk batu gunung
Ada batruk-truk paser deng karikil
Ada batruk-truk tana domato
Dorang pake tambung tu pante manado
Mo jadi fondasi,kata
For beking pusat-pusat parblanjaan
Akh !
Coelacanth,
Ngoni tau?
kini so kailangan tampa tinggal !
Seperti terumbu karang di taman laut bunaken

Tidak ada komentar: