Tampilkan postingan dengan label drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label drama. Tampilkan semua postingan
Selasa, 20 Oktober 2009
SUATU WAKTU DALAM HIDUP SEORANG AKTOR
Karya : Fredy Sreudeman Wowor
( Pada bagian TENGAH BELAKANG berdiri ORANG I, ORANG II, dan ORANG III sambil membelakangi penonton. Tubuh mereka dicat dalam motif tembok untuk beberapa waktu lamanya ini berlangsung mereka berfungsi sebagai latar. Pada bagian TENGAH panggung duduk ORANG IV sambil memeluk lutut.
Cahaya perlahan-lahan menyelimuti panggung. Awalnya cahaya tersebut menyinari sosok-sosok yang telah berada diatas panggung. Kemudian menyinari ke arah samping kiri samping kanan yang berfungsi sebagai pintu masuk dari ORANG V dan ORANG VI )
ORANG V
( Masuk dan mengambil tempat disamping orang IV )
Setengah bungkus rokok ? Lumayan, dari pada tidak sama sekali
( Menyalakan sebatang rokok dan dihirup dalam-dalam. Matanya
menerawang jauh kedepan )
ORANG VI
( Masuk dan mendapati ORANG V lagi menghisap rokoknya
dengan pandangan menerawang )
Selamat……!
ORANG V
( Kecut mencoba menawarkan rokok )
Rokok……..?
ORANG VI
( Latah menjawab dalam kegagapan )
Rokok, eh… tidak ! Maaf saya tidak merokok !!
Terima kasih !!!
ORANG V
( Gembira rokoknya tidak berkurang / basa basinya tidak
ditanggapi serius ORANG VI )
Tidak merokok ?!... Selamat !
ORANG VI
Kenalkan, saya Aktor cabutan dari teater KRONIS.
ORANG IV
( Terusik perhatiannya begitu mendengar kata AKTOR…! )
ORANG V
Ooh, Aktor ?! Bagus…! Pasti lagi Observasi ya ?
ORANG IV
( Makin terusik perhatiannya mendengar kata… AKTOR dan
OBSERVASI )
ORANG VI
Kok, tahu ?
ORANG V
Jelas tahu. Saya dulu kan pernah disuruh mengamati bagaimana tingkah prajurit sisa perang yang
bergelandang di jalan raya tanpa sadar bahwa negeri yang diperjuangkannya itu ternyata tidak
merdeka. Bisa kamu bayangkan, hampir tiga bulan lamanya saya kelayapan di jalanan kayak orang
gila.
ORANG VI
Wah, rupanya bung juga seorang Aktor !
ORANG IV
(Kian terusik perhatiannya mendengar kata AKTOR terus disebut)
ORANG V
Tapi…..
ORANG VI
Tapi kenapa ?
ORANG V
Sayang…..
ORANG VI
( Makin ingin tahu)
Sayang bagaimana !?
ORANG V
Pementasan itu dibatalkan.
ORANG VI
Dibatalkan ?! Mengapa !?
ORANG V
Karena naskah yang dipentaskan itu termasuk dalam kategori DILARANG PEMERINTAH. Tiga tahun aku dibui, istriku diperkosa tentara,yang datang menyuluhkan program bersih lingkungan. Dan istriku bunuh diri dihadapanku selepas aku dari penjara.
ORANG VI
( Terpaku tanpa kata lagi )
ORANG V
Oya, bukankah bung datang untuk observasi ?
( Mengarah pandangan ke ORANG IV )
ORANG V
( Mengikuti pandangan ORANG VI )
ORANG IV
( Dalam puncak keterusikannya )
Aktor, hah ?!
ORANG VI
( Melempar pandangan kedepan dengan cepat bersama dengan ORANG V )
Dia tahu…..
ORANG IV
Datang mengamati saya…!
ORANG IV
( Bersama ORANG V )
Dia tahu diamati….
ORANG V
( Bersama ORANG VI )
Dia tahu diamati…..
ORANG IV
Mengapa mesti saya ? Mesti saya ? Mengapa… mengapa !
( Merintih kegeraman )
Mengapa mesti saya !?
ORANG I, II, III
( Sama-sama membalikkan tubuhnya dengan cepat )
ORANG V dan VI
( Tegang dalam kecemasan )
Dia tahu…..
ORANG I, II, III
( Membuka kaca mata hitam bersama-sama )
ORANG IV
( Mengamuk kesetanan )
Mengapa mesti saya… mengapa mesti saya… mesti saya?
Mengapa ?!
ORANG V dan VI
( Sama-sama panik dan saling memeluk )
Dia… dia… dia… !
ORANG IV
( Kaku meradang tanpa kata )
Akh…..
ORANG II dan III
( Berlari kebingungan dan keluar )
Dokter… dokter… dokter… !
ORANG IV
( Terlompat marah )
Biarkan aku… ! Biarkan…Aktor !
( Mencemooh
Aktor kampungan !
( Tidak sanggup meneruskan )
Kampung…. ( Muntah )
ORANG I
( Berlari kebingungan dan keluar )
Gila… gila… gila… ini tidak mungkin !
ORANG V dan VI
( Sama-sama keluar dan berkata )
Gila…
ORANG IV
( Tertinggal sendirian dan berkata )
Gila ?
Aku tidak gila !
Aku hanya memainkan peranku sebagai seorang Aktor !?
***** TAMAT *****
( Pada bagian TENGAH BELAKANG berdiri ORANG I, ORANG II, dan ORANG III sambil membelakangi penonton. Tubuh mereka dicat dalam motif tembok untuk beberapa waktu lamanya ini berlangsung mereka berfungsi sebagai latar. Pada bagian TENGAH panggung duduk ORANG IV sambil memeluk lutut.
Cahaya perlahan-lahan menyelimuti panggung. Awalnya cahaya tersebut menyinari sosok-sosok yang telah berada diatas panggung. Kemudian menyinari ke arah samping kiri samping kanan yang berfungsi sebagai pintu masuk dari ORANG V dan ORANG VI )
ORANG V
( Masuk dan mengambil tempat disamping orang IV )
Setengah bungkus rokok ? Lumayan, dari pada tidak sama sekali
( Menyalakan sebatang rokok dan dihirup dalam-dalam. Matanya
menerawang jauh kedepan )
ORANG VI
( Masuk dan mendapati ORANG V lagi menghisap rokoknya
dengan pandangan menerawang )
Selamat……!
ORANG V
( Kecut mencoba menawarkan rokok )
Rokok……..?
ORANG VI
( Latah menjawab dalam kegagapan )
Rokok, eh… tidak ! Maaf saya tidak merokok !!
Terima kasih !!!
ORANG V
( Gembira rokoknya tidak berkurang / basa basinya tidak
ditanggapi serius ORANG VI )
Tidak merokok ?!... Selamat !
ORANG VI
Kenalkan, saya Aktor cabutan dari teater KRONIS.
ORANG IV
( Terusik perhatiannya begitu mendengar kata AKTOR…! )
ORANG V
Ooh, Aktor ?! Bagus…! Pasti lagi Observasi ya ?
ORANG IV
( Makin terusik perhatiannya mendengar kata… AKTOR dan
OBSERVASI )
ORANG VI
Kok, tahu ?
ORANG V
Jelas tahu. Saya dulu kan pernah disuruh mengamati bagaimana tingkah prajurit sisa perang yang
bergelandang di jalan raya tanpa sadar bahwa negeri yang diperjuangkannya itu ternyata tidak
merdeka. Bisa kamu bayangkan, hampir tiga bulan lamanya saya kelayapan di jalanan kayak orang
gila.
ORANG VI
Wah, rupanya bung juga seorang Aktor !
ORANG IV
(Kian terusik perhatiannya mendengar kata AKTOR terus disebut)
ORANG V
Tapi…..
ORANG VI
Tapi kenapa ?
ORANG V
Sayang…..
ORANG VI
( Makin ingin tahu)
Sayang bagaimana !?
ORANG V
Pementasan itu dibatalkan.
ORANG VI
Dibatalkan ?! Mengapa !?
ORANG V
Karena naskah yang dipentaskan itu termasuk dalam kategori DILARANG PEMERINTAH. Tiga tahun aku dibui, istriku diperkosa tentara,yang datang menyuluhkan program bersih lingkungan. Dan istriku bunuh diri dihadapanku selepas aku dari penjara.
ORANG VI
( Terpaku tanpa kata lagi )
ORANG V
Oya, bukankah bung datang untuk observasi ?
( Mengarah pandangan ke ORANG IV )
ORANG V
( Mengikuti pandangan ORANG VI )
ORANG IV
( Dalam puncak keterusikannya )
Aktor, hah ?!
ORANG VI
( Melempar pandangan kedepan dengan cepat bersama dengan ORANG V )
Dia tahu…..
ORANG IV
Datang mengamati saya…!
ORANG IV
( Bersama ORANG V )
Dia tahu diamati….
ORANG V
( Bersama ORANG VI )
Dia tahu diamati…..
ORANG IV
Mengapa mesti saya ? Mesti saya ? Mengapa… mengapa !
( Merintih kegeraman )
Mengapa mesti saya !?
ORANG I, II, III
( Sama-sama membalikkan tubuhnya dengan cepat )
ORANG V dan VI
( Tegang dalam kecemasan )
Dia tahu…..
ORANG I, II, III
( Membuka kaca mata hitam bersama-sama )
ORANG IV
( Mengamuk kesetanan )
Mengapa mesti saya… mengapa mesti saya… mesti saya?
Mengapa ?!
ORANG V dan VI
( Sama-sama panik dan saling memeluk )
Dia… dia… dia… !
ORANG IV
( Kaku meradang tanpa kata )
Akh…..
ORANG II dan III
( Berlari kebingungan dan keluar )
Dokter… dokter… dokter… !
ORANG IV
( Terlompat marah )
Biarkan aku… ! Biarkan…Aktor !
( Mencemooh
Aktor kampungan !
( Tidak sanggup meneruskan )
Kampung…. ( Muntah )
ORANG I
( Berlari kebingungan dan keluar )
Gila… gila… gila… ini tidak mungkin !
ORANG V dan VI
( Sama-sama keluar dan berkata )
Gila…
ORANG IV
( Tertinggal sendirian dan berkata )
Gila ?
Aku tidak gila !
Aku hanya memainkan peranku sebagai seorang Aktor !?
***** TAMAT *****
Minggu, 18 Oktober 2009
½ DARI 1
KARYA : FREDY SREUDEMAN WOWOR
Panggung lengang. Di tenga ruangan badiri dua orang yang berlaku sbagai PERAWAT I dan II. Dorang badiri rupa patong kong babale balakang pa panonton.
PASIEN I
(Bajalang ka tenga ruangan. Tangannya menggenggam brapa buah balon warna warni. Sambil meremas balon yang mengeluarkan bunyi-bunyian, dia manyanyi)
Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Merah,kuning,kelabu,
Merah muda dan hijau
…
PASIEN II
(Datang kage-kage dan kemudian dia memecahkan balon yang ada di tangan PASIEN I. Setelah itu, sambil mengambil posisi yang bersebrangan dengan PASIEN I, Ia mencibir dan mulai mengejek)
Manangis ! Ayo, nangis !!
Nangis !
Nangis !
…
PASIEN I
(Mulai mewek, tapi tiba-tiba ia nda jadi manangis)
PASIEN II
(Tidak bisa menerima kenyataan. Dia lantas naik darah)
Kiapa ngana nda jadi nangis ?!
Ayo, jawab !
Kiapa ngana nda jadi manangis tadi ?
PASIEN I
(Tersipu kebingungan)
Kiapa qta musti manangis ?
PASIEN II
(mengamuk dalam kepedihan)
Ngana musti manangis ! Ngana musti manangis ! Ngana musti manangis !
Musti manangis ! Musti manangis !
Manangis !
PERAWAT I dan PERAWAT II
(Terlompat kaget dari keterpakuannya dan dengan terburu mereka berusaha menahan amukan PASIEN II)
PASIEN III dan PASIEN IV
(Terburu datang begitu mendengar ada keributan. Masing-masing muncul dari arah yang berlawanan)
PASIEN I
(Menatap penuh iba)
PASIEN II
(Kian Memedihkan)
Qta nimau dikasihani !
Qta nimau dikasihani !
Qta nimau dikasihani !
PERAWAT I dan PERAWAT II
(Menyeret PASIEN II dengan sekuat tenaga keluar menjauhi PASIEN I)
PASIEN I
(Tidak sanggup menerima kenyataan ini. Dia kejang-kejang kemudian terkapar tiba-tiba ke atas lantai)
PASIEN III dan PASIEN IV
(berlari sambil berteriak-teriak tapi pas berpapasan, mereka ketakutan sendiri. Keduanya berbalik lantas masing-masing terburu ke arah yang saling berlawanan)
Gila
Gila
Gila
Gila
PASIEN I
(Tersadar dari ketidaksadarannya)
LaGi
PASIEN III dan PASIEN IV
(Melintas kembali dari arah masing-masing yang saling berlawanan. Mulut mereka menggumam dengan terbata-bata. Saling berbalasan. Dan kemudian terus menghilang)
PASIEN III
Gila
PASIEN IV
Gila
PASIEN III
Gila
PASIEN IV
Gila
PASIEN III
Gila
PASIEN IV
Gila
PERAWAT I dan PERAWAT II
(Muncul kembali terus membawa PASIEN I pergi, pause)
PASIEN V
(Melintas masuk, berhenti di tengah ruangan dan sambil berpaling ke penonton ia menjengek)
HeHe
PASIEN VI
(Muncul tiba-tiba dengan sebuah senjata mainan di tangannya. Ia menodong Pasien V)
Jang bagra
PASIEN V
(Kecut mengangkat tangannya)
PASIEN VI
(Tersenyum ganjil)
Roko dang
PERAWAT I & PERAWAT II
(Muncul dan membawa pergi Pasien V dan Pasien VI)
Waktu barmaeng so abis
Manjo !!!
…
14 September 2005
Panggung lengang. Di tenga ruangan badiri dua orang yang berlaku sbagai PERAWAT I dan II. Dorang badiri rupa patong kong babale balakang pa panonton.
PASIEN I
(Bajalang ka tenga ruangan. Tangannya menggenggam brapa buah balon warna warni. Sambil meremas balon yang mengeluarkan bunyi-bunyian, dia manyanyi)
Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Merah,kuning,kelabu,
Merah muda dan hijau
…
PASIEN II
(Datang kage-kage dan kemudian dia memecahkan balon yang ada di tangan PASIEN I. Setelah itu, sambil mengambil posisi yang bersebrangan dengan PASIEN I, Ia mencibir dan mulai mengejek)
Manangis ! Ayo, nangis !!
Nangis !
Nangis !
…
PASIEN I
(Mulai mewek, tapi tiba-tiba ia nda jadi manangis)
PASIEN II
(Tidak bisa menerima kenyataan. Dia lantas naik darah)
Kiapa ngana nda jadi nangis ?!
Ayo, jawab !
Kiapa ngana nda jadi manangis tadi ?
PASIEN I
(Tersipu kebingungan)
Kiapa qta musti manangis ?
PASIEN II
(mengamuk dalam kepedihan)
Ngana musti manangis ! Ngana musti manangis ! Ngana musti manangis !
Musti manangis ! Musti manangis !
Manangis !
PERAWAT I dan PERAWAT II
(Terlompat kaget dari keterpakuannya dan dengan terburu mereka berusaha menahan amukan PASIEN II)
PASIEN III dan PASIEN IV
(Terburu datang begitu mendengar ada keributan. Masing-masing muncul dari arah yang berlawanan)
PASIEN I
(Menatap penuh iba)
PASIEN II
(Kian Memedihkan)
Qta nimau dikasihani !
Qta nimau dikasihani !
Qta nimau dikasihani !
PERAWAT I dan PERAWAT II
(Menyeret PASIEN II dengan sekuat tenaga keluar menjauhi PASIEN I)
PASIEN I
(Tidak sanggup menerima kenyataan ini. Dia kejang-kejang kemudian terkapar tiba-tiba ke atas lantai)
PASIEN III dan PASIEN IV
(berlari sambil berteriak-teriak tapi pas berpapasan, mereka ketakutan sendiri. Keduanya berbalik lantas masing-masing terburu ke arah yang saling berlawanan)
Gila
Gila
Gila
Gila
PASIEN I
(Tersadar dari ketidaksadarannya)
LaGi
PASIEN III dan PASIEN IV
(Melintas kembali dari arah masing-masing yang saling berlawanan. Mulut mereka menggumam dengan terbata-bata. Saling berbalasan. Dan kemudian terus menghilang)
PASIEN III
Gila
PASIEN IV
Gila
PASIEN III
Gila
PASIEN IV
Gila
PASIEN III
Gila
PASIEN IV
Gila
PERAWAT I dan PERAWAT II
(Muncul kembali terus membawa PASIEN I pergi, pause)
PASIEN V
(Melintas masuk, berhenti di tengah ruangan dan sambil berpaling ke penonton ia menjengek)
HeHe
PASIEN VI
(Muncul tiba-tiba dengan sebuah senjata mainan di tangannya. Ia menodong Pasien V)
Jang bagra
PASIEN V
(Kecut mengangkat tangannya)
PASIEN VI
(Tersenyum ganjil)
Roko dang
PERAWAT I & PERAWAT II
(Muncul dan membawa pergi Pasien V dan Pasien VI)
Waktu barmaeng so abis
Manjo !!!
…
14 September 2005
Jumat, 09 Oktober 2009
ANGST*
Karya : Fredy Sreudeman Wowor
Sekelompok orang telanjang bulat yang berperan sebagai PEMAIN BAND berada pada bagian belakang panggung, bersiap dengan masing-masing alat musiknya yang secara tidak langsung menutupi alat kelaminnya. Pada bagian tengah panggung, seseorang yang berperan sebagai MASTER OF CEREMONY (MC), berdiri mengenakan jas, dasi,dan celana dalam serta kaus kaki berwarna putih tanpa cepatu. Adapun para pemain yang berperan sebagai X dan Y berada pada bagian depan panggung. X dan Y bertelanjang dada dan memakai celana jeans biru serta cepatu kets. X berdiri menghadap ke samping kiri dan Y berdiri menghadap ke samping kanan.
Pemain Drum
Pemain Gitar Pemain Gitar
MC
X Y
Denah Panggung sebelum pertunjukan dimulai
Pertunjukan dapat dimulai ketika para pemain telah berada di atas panggung.
PEMAIN BAND
(Cek Sound)
MC
Ladies N Gentleman
From
The experimental script
Of
Teater Kronis Manado
Please
Welcome
PEMAIN BAND
(Mencoba mulai memainkan alat musiknya)
MC
(Membalikkan tubuhnya dan menurunkan celana menampakkan lubang pantanya sambil berteriak )
ANGST
PEMAIN BAND
(Tak jadi memainkan musiknya)
X
(Melompat balik dalam kekagetan bersamaan dengan Y kala mendengar teriakan MC)
Y
(Melompat balik dalam kekagetan bersaman dengan X kala mendengar teriakan MC)
X
Ha
Y
Ha
PEMAIN BAND
(Mencoba lagi memainkan alat musiknya tapi lagi-lagi terputus oleh teriakan MC)
MC
(Membalikan Tubuhnya sambil berteriak)
Ah
PEMAIN BAND
(Mencoba lagi memainkan alat musiknya)
X
(Terbirit ke arah Y)
Haaaaaaaaa
Y
(Terbirit ke arah X)
Haaaaaaaaa
PEMAIN BAND
(Menghentikan usaha memainkan alat musiknya)
X
(Terpaku sejenak setelah amper bertabrakan dengan Y, lantas kembali terbirit ke arah PENONTON)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaa
Y
(Terpaku sejenak setelah amper bertabrakan dengan X, lantas kembali terbirit ke arah PENONTON)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaa
PEMAIN BAND
(Memainkan alat musiknya sebrutal mungkin)
MC
(Berteriak)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaah
X dan Y
(Terpaku sejenak setiap kali bertemu seorang penonton, lantas terus terbirit,keluar)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
PEMAIN BAND
(Berhenti memainkan alat musiknya ketika X dan Y keluar dari tempat pertunjukan)
MC
(Berteriak dalam kesunyian)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah
(Beberapa alternatif untuk menutup pertunjukan)
PEMAIN BAND
(Memainkan alat musiknya kembali dalam irama blues yang sumbang)
MC
Dan begitulah ketakutan, hanya gemeretak gerigi yang dapat memahaminya
(Atau)
Z
(Seorang pemain yang berperan sebagai penonton)
Dan begitulah ketakutan, hanya gemeretak gerigi yang dapat memahaminya
PEMAIN BAND
(Memainkan alat musiknya kembali dalam irama blues yang sumbang)
Z
(Bertepuk tangan)
18-09-2008
*Versi pertama naskah ini pertama kali dipentaskan oleh Teater Kronis Manado di ruang teater Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi pada tahun 1999
Sekelompok orang telanjang bulat yang berperan sebagai PEMAIN BAND berada pada bagian belakang panggung, bersiap dengan masing-masing alat musiknya yang secara tidak langsung menutupi alat kelaminnya. Pada bagian tengah panggung, seseorang yang berperan sebagai MASTER OF CEREMONY (MC), berdiri mengenakan jas, dasi,dan celana dalam serta kaus kaki berwarna putih tanpa cepatu. Adapun para pemain yang berperan sebagai X dan Y berada pada bagian depan panggung. X dan Y bertelanjang dada dan memakai celana jeans biru serta cepatu kets. X berdiri menghadap ke samping kiri dan Y berdiri menghadap ke samping kanan.
Pemain Drum
Pemain Gitar Pemain Gitar
MC
X Y
Denah Panggung sebelum pertunjukan dimulai
Pertunjukan dapat dimulai ketika para pemain telah berada di atas panggung.
PEMAIN BAND
(Cek Sound)
MC
Ladies N Gentleman
From
The experimental script
Of
Teater Kronis Manado
Please
Welcome
PEMAIN BAND
(Mencoba mulai memainkan alat musiknya)
MC
(Membalikkan tubuhnya dan menurunkan celana menampakkan lubang pantanya sambil berteriak )
ANGST
PEMAIN BAND
(Tak jadi memainkan musiknya)
X
(Melompat balik dalam kekagetan bersamaan dengan Y kala mendengar teriakan MC)
Y
(Melompat balik dalam kekagetan bersaman dengan X kala mendengar teriakan MC)
X
Ha
Y
Ha
PEMAIN BAND
(Mencoba lagi memainkan alat musiknya tapi lagi-lagi terputus oleh teriakan MC)
MC
(Membalikan Tubuhnya sambil berteriak)
Ah
PEMAIN BAND
(Mencoba lagi memainkan alat musiknya)
X
(Terbirit ke arah Y)
Haaaaaaaaa
Y
(Terbirit ke arah X)
Haaaaaaaaa
PEMAIN BAND
(Menghentikan usaha memainkan alat musiknya)
X
(Terpaku sejenak setelah amper bertabrakan dengan Y, lantas kembali terbirit ke arah PENONTON)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaa
Y
(Terpaku sejenak setelah amper bertabrakan dengan X, lantas kembali terbirit ke arah PENONTON)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaa
PEMAIN BAND
(Memainkan alat musiknya sebrutal mungkin)
MC
(Berteriak)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaah
X dan Y
(Terpaku sejenak setiap kali bertemu seorang penonton, lantas terus terbirit,keluar)
Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
PEMAIN BAND
(Berhenti memainkan alat musiknya ketika X dan Y keluar dari tempat pertunjukan)
MC
(Berteriak dalam kesunyian)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah
(Beberapa alternatif untuk menutup pertunjukan)
PEMAIN BAND
(Memainkan alat musiknya kembali dalam irama blues yang sumbang)
MC
Dan begitulah ketakutan, hanya gemeretak gerigi yang dapat memahaminya
(Atau)
Z
(Seorang pemain yang berperan sebagai penonton)
Dan begitulah ketakutan, hanya gemeretak gerigi yang dapat memahaminya
PEMAIN BAND
(Memainkan alat musiknya kembali dalam irama blues yang sumbang)
Z
(Bertepuk tangan)
18-09-2008
*Versi pertama naskah ini pertama kali dipentaskan oleh Teater Kronis Manado di ruang teater Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi pada tahun 1999
Langganan:
Postingan (Atom)