Selasa, 20 Oktober 2009

SUATU WAKTU DALAM HIDUP SEORANG AKTOR

Karya : Fredy Sreudeman Wowor


( Pada bagian TENGAH BELAKANG berdiri ORANG I, ORANG II, dan ORANG III sambil membelakangi penonton. Tubuh mereka dicat dalam motif tembok untuk beberapa waktu lamanya ini berlangsung mereka berfungsi sebagai latar. Pada bagian TENGAH panggung duduk ORANG IV sambil memeluk lutut.
Cahaya perlahan-lahan menyelimuti panggung. Awalnya cahaya tersebut menyinari sosok-sosok yang telah berada diatas panggung. Kemudian menyinari ke arah samping kiri samping kanan yang berfungsi sebagai pintu masuk dari ORANG V dan ORANG VI )

ORANG V
( Masuk dan mengambil tempat disamping orang IV )
Setengah bungkus rokok ? Lumayan, dari pada tidak sama sekali
( Menyalakan sebatang rokok dan dihirup dalam-dalam. Matanya
menerawang jauh kedepan )

ORANG VI
( Masuk dan mendapati ORANG V lagi menghisap rokoknya
dengan pandangan menerawang )
Selamat……!

ORANG V
( Kecut mencoba menawarkan rokok )
Rokok……..?

ORANG VI
( Latah menjawab dalam kegagapan )
Rokok, eh… tidak ! Maaf saya tidak merokok !!
Terima kasih !!!

ORANG V
( Gembira rokoknya tidak berkurang / basa basinya tidak
ditanggapi serius ORANG VI )
Tidak merokok ?!... Selamat !

ORANG VI
Kenalkan, saya Aktor cabutan dari teater KRONIS.

ORANG IV
( Terusik perhatiannya begitu mendengar kata AKTOR…! )

ORANG V
Ooh, Aktor ?! Bagus…! Pasti lagi Observasi ya ?

ORANG IV
( Makin terusik perhatiannya mendengar kata… AKTOR dan
OBSERVASI )

ORANG VI
Kok, tahu ?

ORANG V
Jelas tahu. Saya dulu kan pernah disuruh mengamati bagaimana tingkah prajurit sisa perang yang
bergelandang di jalan raya tanpa sadar bahwa negeri yang diperjuangkannya itu ternyata tidak
merdeka. Bisa kamu bayangkan, hampir tiga bulan lamanya saya kelayapan di jalanan kayak orang
gila.

ORANG VI
Wah, rupanya bung juga seorang Aktor !

ORANG IV
(Kian terusik perhatiannya mendengar kata AKTOR terus disebut)

ORANG V
Tapi…..

ORANG VI
Tapi kenapa ?

ORANG V
Sayang…..

ORANG VI
( Makin ingin tahu)
Sayang bagaimana !?

ORANG V
Pementasan itu dibatalkan.

ORANG VI
Dibatalkan ?! Mengapa !?

ORANG V
Karena naskah yang dipentaskan itu termasuk dalam kategori DILARANG PEMERINTAH. Tiga tahun aku dibui, istriku diperkosa tentara,yang datang menyuluhkan program bersih lingkungan. Dan istriku bunuh diri dihadapanku selepas aku dari penjara.

ORANG VI
( Terpaku tanpa kata lagi )

ORANG V
Oya, bukankah bung datang untuk observasi ?
( Mengarah pandangan ke ORANG IV )

ORANG V
( Mengikuti pandangan ORANG VI )

ORANG IV
( Dalam puncak keterusikannya )
Aktor, hah ?!

ORANG VI
( Melempar pandangan kedepan dengan cepat bersama dengan ORANG V )
Dia tahu…..

ORANG IV
Datang mengamati saya…!

ORANG IV
( Bersama ORANG V )
Dia tahu diamati….

ORANG V
( Bersama ORANG VI )
Dia tahu diamati…..

ORANG IV
Mengapa mesti saya ? Mesti saya ? Mengapa… mengapa !
( Merintih kegeraman )
Mengapa mesti saya !?

ORANG I, II, III
( Sama-sama membalikkan tubuhnya dengan cepat )

ORANG V dan VI
( Tegang dalam kecemasan )
Dia tahu…..

ORANG I, II, III
( Membuka kaca mata hitam bersama-sama )

ORANG IV
( Mengamuk kesetanan )
Mengapa mesti saya… mengapa mesti saya… mesti saya?
Mengapa ?!

ORANG V dan VI
( Sama-sama panik dan saling memeluk )
Dia… dia… dia… !

ORANG IV
( Kaku meradang tanpa kata )
Akh…..

ORANG II dan III
( Berlari kebingungan dan keluar )
Dokter… dokter… dokter… !

ORANG IV
( Terlompat marah )
Biarkan aku… ! Biarkan…Aktor !
( Mencemooh
Aktor kampungan !
( Tidak sanggup meneruskan )
Kampung…. ( Muntah )

ORANG I
( Berlari kebingungan dan keluar )
Gila… gila… gila… ini tidak mungkin !

ORANG V dan VI
( Sama-sama keluar dan berkata )
Gila…

ORANG IV
( Tertinggal sendirian dan berkata )
Gila ?
Aku tidak gila !
Aku hanya memainkan peranku sebagai seorang Aktor !?


***** TAMAT *****

Tidak ada komentar: